Kalau kemarin sudah baca artikel Dia bilang: #JKTkeras48 nah ini lanjutan kisahnya. Waktu itu hari terakhir saya dan Yusuf nginep di kosannya si Gilang. Tidak ada rencana sama sekali hari Sabtu mau ngapain di Jakarta, kalau ke mall sih itu terlalu mainstream buat kami. Akhirnya saya memutuskan pergi ke Kota Tua lalu melanjutkan ke Pasar Baru niatnya mau cari-cari kamera analog tapi hanya wacana tidak sempat juga hunting kameranya hehe. Memang belum pernah juga sih ke Kota Tua jadi semua setuju buat kesana.

Sambil menunggu giliran ke kamar mandi kami makan gorengan dulu, tempe sama pisangnya enak banget gatau emang lagi lapar gatau emang enak aja tuh gorengan. Air se-liter yang dibeli semalam pun sudah mau habis tapi masih cukup sebagai pelega dahaga buat kami bertiga. Setelah semua selesai mandi, kami memulai perjalanan pagi itu sekitar pukul 8, berjalan menuju halte terdekat daerah Karet Teng Sin. Dari atas jembatan terlihat penumpang yang tak sabar menunggu diantar ke tempat tujuannya masing-masing.

Menunggu Jemputan
Kami pun bergegas takut tidak kebagian tempat, setelah sampai loket memang langsung ramai sekali dan syukurlah bisnya tidak membuat kami terlalu lama untuk menunggu. Senang rasanya langsung kebagian tempat duduk asoy, Yusuf sama Gilang sih harus berdiri dulu nunggu giliran buat duduk. Kami duduk sambil melihat jalan, Halte Kota memang halte ujung terakhir pemberhentian dari busway jadi bisa tenang kalau mau tidur juga. Karena jalanan lumayan lancar, kami tiba jam 9 kurang terlihat dari jam Kota yang berdiri sedikit usang di samping pintu masuk.
Jam Kota
Di sekitaran pintu masuk banyak pedagang yang menjajakan dagangannya, sambil berjalan terlihat kakek tua yang tidak tahu mau kemana hanya duduk dan melamun.
Pedagang Halte Kota

Kakek Bingung
Sambil berjalan menyusur, terdengar alunan biola dari musisi jalanan sekitaran lorong yang menguhubungkan halte dan Kota Tua. Saya sempat merekamnya bermain, cukup takjub memang ada yang seperti ini, soalnya emang jarang juga. Belum masuk halaman balai kota sudah terlihat kakek yang lain yang tertidur pulas dan sangat nikmat.
Tertidur Pulas
Sangat ramai juga melihat kendaran di jalan yang tidak mau mengalah satu sama lain. Susah juga buat menyebrang, tapi kami pria jantan tak takut badai menghadang semua kan diterjang. Akhirnya sampai juga kami di balai kota dan disambut kemeriahan pagelaran seni dan budaya.
Pagelaran Seni Budaya
Wiiih! beruntung sekali kami, datang langsung liat tontonan. Tapi masih belum puas perjalanan kami di sini kalo cuma nonton pagelaran saja. Hmm kemana lagi ya?

Mau tau cerita selanjutnya nantikan postingan berikutnya :) by #arg.


2 Comments

  1. Museum BI nya kok dilewat cang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wuff sabar, alur ceritanya bakal maju mundur ntar dibahas ko :p

      Hapus